PEMBAHASAN
A.
KEDUDUKAN
FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya,
bahwa filsafat mengandung pengertian berpikir secara sadar dan bertanggung
jawab, dengan pertanggungjawaban pertama terhadap diri sendiri. Hal ini
dilakukan dalam rangka mencari kebenaran hakiki sejak dari akar-akarnya
(radikal).
Kebenaran dalam pengetahuan akan
diterima filsafat apabila isi pengetahuan yang diusahakan sesuai dengan objek
yang diketahui yang didasari oleh kebebasan berpikir (diatur oleh logika) untuk
menyelidiki atau tata pikir yang bermetode, bersistem, dan berlaku universal.
Dengan demikian, filsafat merupakan ilmu yang berusaha mencari ketetapan dan
sebab-sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu (seluruh dunia dan alam
ini) sebagai pandangan dunia. Apabila pandangan ini mengenai manusia, yaitu
pikiran, budi, tingkah laku, dan nilai-nilainya, serta tujuan hidup manusia,
baik di dunia maupun sesudah dunia ini tiada yang kemudian disebut “pedoman
hidup”.
Filsafat sebagai usaha berpikir, bukan
berarti untuk merumuskan suatu doktrin final, konklusif, dan tidak bisa
diganggu gugat. Demikian pula filsafat dalam corak religius bukan berarti
disamakan dengan agama atau pengganti keududukan agama, walaupun filsafat dapat
menjawab segala pertanyaan yang diajukan. Kedudukan agama tetaplah lebih tinggi
dibandingkan filsafat, karena dalam ajaran agama terdapat kebenaran tak
terbantahkan dan hanya dapat diketahui karena diwahyukan. Adapun filsafat
karena penyelidikan sendiri.
Filsafat memiliki kedudukan yang
penting dalam kehidupan manusia.
Berikut
ini beberapa di antaranya:
1.
Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang
kenyataan yang diberikan oleh filsafat.
2.
Berdasarkan atas dasar-dasar hasil kenyataan itu, maka filsafat memberikan pedoman
hidup kepada manusia. Pedoman itu mengenai sesuatu yang
terdapat di sekitar
manusia sendiri, seperti kedudukan dalam hubungannya dengan yang lain. Kita
juga mengetahui bahwa alat-alat kewajiban manusia meliputi akal, rasa, dan
kehendak. Dengan akal, filsafat memberikan pedoman hidup untuk berpikir guna
memperoleh pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak, maka filsafat memberikan
pedoman tentang kesusilaan mengenai baik dan buruk.
B.
PROSES
HIDUP SEBAGAI DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN
Proses pendidikan ada dan berkembang
seiring dengan berkembangnya proses kehidupan manusia. Sebagaimana yang
dinyatakan oleh Prof. Rupert C. Lodge, yaitu “in this sense, life is education,
and education is life”, yang artinya seluruh pendidikan merupakan masalah hidup
dan kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan, segala pengalaman sepanjang hidup
memberikan pengaruh terhadap pola pendidikan seseorang.
Jika kita renungi pendapat Prof.
Rupert C. Lodge di atas, maka secara singkat dapat dipahami bahwa masalah
pendidikan memerlukan jawaban secara filosofis. Bidang filsafat pendidikan
adalah juga masalah hidup dan kehidupan manusia, sebab semua pengalaman yang
dialami seseorang selama hidupnya dapat dikatakan sebagai proses pendidikan.
Pengertian pendidikan berarti usaha manusia dewasa secara dewasa secara sadar
dalam membimbing, melatih, mengajar, dan menanamkan nilai-nilai dan pandangan
hidup kepada manusia yang belum dewasa. Tujuannya, agar menjadi manusia dewasa,
bertanggung jawab, dan mampu mandiri sesuai sifat, hakikat, dan ciri-ciri
kemanusiaannya. Pendidikan formal di sekolah hanyalah sebagian kecil dalam
proses pendidikan dalam kehidupan manusia.
Berdasarkan pengertian pendidikan
secara luas, berarti masalah kependidikan mempunyai ruang lingkup yang luas
pula, yang meliputi segala aspek kehidupan dan pengalaman yang dialami manusia
sejak lahir sampai mati.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses kehidupan manusia seumur
hidup. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai kedudukan penting yang tidak terpisahkan
dari kehidupan manusia. Sebagaimana dikemukakan oleh John Dewey dalam
analisisnya sebagai berikut:
1.
Education as a necessity on life.
2.
Education as social function.
3.
Education as direction.
4.
Education as growth.
5.
Preparation, unfolding and formal discipline.
Atau dengan kata lain pendidikan
sebagai:
1.
Salah satu kebutuhan hidup.
2.
Salah satu fungsi sosial.
3.
Bimbingan.
4.
Sarana pertumbuhan.
5.
Mempersiapkan, mengembangkan, dan membentuk kedisiplinan.
Jadi, pendidikan merupakan suatu aktivitas
manusia terhadap manusia dan untuk manusia, atau yang berhubungan dengan
kehidupan manusia dengan segala problematikanya.
C.
TUJUAN
HIDUP DAN TUJUAN PENDIDIKAN
Secara biologis, tidak ada bedanya
antara manusia dan binatang. Yang membedakan manusia dengan makhluk selainnya
hanyalah aspek rohaninya, yaitu bahwa manusia memiliki potensi akal budi.
Dengan potensi ini, manusia dapat berpikir dan berbuat jauh melebihi binatang.
Manusia dapat memahami hal-hal abstrak ataupun mengabstrakkan hal-hal konkrit. Dengan
akal, manusia dapat menghubungkan sebab dan akibat, menghubungkan masa lalu dan
masa datang, serta mengerti lambang dan bahasa. Dengan akal budi pula, manusia
mempunyai cita-cita dan tujuan hidup. Hal itu disebabkan, akal manusia
melahirkan kebudayaan, mengubah benda-benda alam menjadi benda-benda budaya
sesuai dengan kehendak dan kebutuhan hidupnya. Karena akal, manusia menjadi bermoral
dan menciptakan norma-norma hidup bermasyarakat.
Manusia merupakan makhluk yang
derajatnya paling tinggi. Karena manusia memiliki potensi akal budi, manusia
menjadi makhluk paling bijaksana yang mencari tujuan-tujuan (homo sapiens),
makhluk yang pandai bekerja, menggunakan alat (homo faber), dan makhluk yang
menyukai proses tanpa tujuan (homo ludens).
Karena manusia mempunyai akal budi, maka
manusia menjadi homo politicus yang akan mencari kebebasan (dirinya sendiri
maupun masyarakat) dan cara menerobos batas-batasnya. Selain itu, manusia juga
homo religius yang akan percaya kepada penentuan, percaya kepada takdir, dan
sebutan-sebutan lain yang diberikan kepada manusia. Dengan kata lain, melalui
akal budi (aspek rohani), manusia melahirkan peradaban dan adat istiadat, sopan
santun dalam pergaulan, norma susila, dan cara hidup bersama, serta dapat
menghayati adanya Tuhan Yang Maha Esa. Kesemuanya itu, selalu berhubungan
dengan kehidupan dan cita-cita serta tujuan hidup manusia.
Kehidupan
manusia selalu berubah, sangat bergantung pada pengharapan, cita-cita hidup,
dan atau pengalaman kebahagiaan atau kesengsaraannya dalam bermasyarakat.
Setiap manusia merupakan pendukung pengalaman hidup dan kelompok sosialnya. Di
sini, pendidikan memberikan makna yang luas dan dalam bagi perubahan hidup
manusia secara individu dan sosial, sejak manusia primitif sampai menjadi
manusia modern. Awalnya, tujuan hidup manusia hanya sekadar untuk mengisi
perut, melindungi diri dan keluarga dari serangan binatang buas, marabahaya dan
lain sebagainya. Dan inilah arti pendidikan dalam lingkup sempit.
Atas dasar bentuk pengertian
pendidikan inilah, maka pendidikan dimulai sejak manusia itu ada. Maka
jelaslah, bahwa perkembangan kehidupan dalam bermasyarakat melalui 3 tahap
perkembangan, yaitu:
1.
From savagery (kekejaman)
2.
Through barbarism (kebiadaban)
3.
To civilization (kepada peradaban)
Dalam tingkatan berperadaban inilah,
manusia mengenal peralatan, mulai dari mengetahui manfaat api untuk membakar,
dan seterusnya. Artinya, kebutuhan manusia semakin meningkat, dan tujuan
hidupnya pun semakin jelas, yakni untuk mencari kepuasan, kemakmuran, dan
kebahagiaan hidup, baik dari diri sendiri maupun
untuk keluarga dan masyarakat di sekitarnya, lahiriah maupun rohaniahnya.
Kini, manusia sudah hidup
di zaman cybernetica atau abad ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan hidup
manusia juga semakin berkembang, tidak lagi hanya sekadar urusan perut, namun
pada penguasaan teknologi untuk mencari kepuasan. Dalam kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa, manusia juga memiliki tujuan hidup dan cita-cita. Begitu juga
dengan manusia Indonesia, juga memiliki cita-cita bangsa yang seluruhnya
tertulis pada Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Artinya, seluruh manusia
Indonesia memiliki tujuan dan cita-cita yang sama yang ingin dicapai.
Adapun tujuan hidup
bermasyarakat dan berbangsa tersebut, semakin mengerucut pada tujuan di bidang
pendidikan. Setiap kegiatan pendidikan merupakan bagian dari suatu proses yang
diharapkan untuk menuju ke suatu tujuan, dan tujuan-tujuan ini ditentukan oleh
tujuan-tujuan akhir. Berikut tujuan akhir bidang pendidikan di Amerika Serikat
dan Jerman Barat, serta yang ada di Indonesia:
1. Tujuan pendidikan di Amerika Serikat
a. The objective of self-realization.
b. The objective of human relationship
c. The objective of economic efficiency
d. The objective of civic responsibility
2. Tujuan pendidikan di Jerman Barat
a. Kesehatan dan kecakapan
b. Kesanggupan umum untuk hidup bermasyarakat, yang khusus
diperlukan untuk pekerjaannya dan pendidikan untuk masyarakat berpolitik
c. Membawa anak didik secara humanistis ke dunia kerohanian, yang akhirnya
menjadikan betah dalam lingkungannya
d. Memahami dan melaksanakan agamanya sebaik mungkin
3. Tujuan pendidikan di Indonesia
Tujuan pendidikan di
Indonesia sebagaimana tercantum dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, bahwa “Pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Ketiga negara di atas hanyalah sebagian kecil contoh pemaparan tujuan pendidikan
yang singkat, padat, dan jelas yang menjadi tumpuan harapan warga
negaranya.
Tujuan pendidikan
sebenarnya sudah terlingkup dalam pengertian pendidikan sebagai usaha sadar,
yang berarti usaha tersebut mengalami permulaan dan akhirnya. Ada usaha yang
terhenti karena mengalami kegagalan sebelum mencapai tujuan, namun usaha
tersebut belum dapat disebut berakhir. Karena pada umumnya, suatu usaha akan
terhenti jika tujuannya telah tercapai.
Dari uraian di atas, maka
jelaslah bahwa fungsi tujuan pendidikan adalah
sebagai berikut:
1. Mengakhiri tujuan
2. Mengarahkan tujuan
3. Suatu tujuan dapat pula berupa titik pangkal untuk mencapai
tujuan-tujuan lain, baik tujuan baru maupun tujuan lanjutan dan tujuan pertama
4. Memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu
Tujuan tidak hanya akan
memberi arah pendidikan, tetapi juga harus memberikan motivasi. Jika dinilai,
dihargai, dan diinginkan, maka tujuan adalah nilai.
Tujuan juga mempunyai
fungsi menyediakan kriteria-kriteria untuk mengevaluasi proses pendidikan. Jika
seseorang akan menguji peserta didik atau memberi pengakuan terhada sekolah
atau perguruan tinggi, maka ia harus mempunyai acuan tujuan pendahuluan.
D. FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN
1. Pengertian Filsafat, Manusia, dan
Pendidikan
Filsafat adalah pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan
yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang
sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin
melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Ciri-ciri
berfikir filsafat:
a) Berfikir dengan menggunakan
disiplin berpikir yang tinggi.
b) Berfikir secara sistematis.
c) Menyusun suatu skema konsepsi, dan
d) Menyeluruh.
Manusia, sebagaimana disampaikan pada
pembahasan sebelumnya, adalah salah satu jenis makhluk hidup yang menjadi
anggota populasi permukaan bumi ini. Secara fisik, manusia berada pada tataran
spesies yang sama dengan hewan mamalia. Hal itu dikarenakan, ciri-ciri manusia
hampir sama (atau bahkan sama) dengan hewan jenis mamalia. Akan tetapi menurut
karakter dan sifatnya, manusia bisa dikategorikan ke dalam homo sapiens, homo
feber, atau homo ludens. Pun manusia juga bisa menjadi makhluk individu ataupun
makhluk sosial. Semua itu dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
mencapai tujuannya.
Adapun pendidikan berasal dari kata
“didik” yang mendapat imbuhan me-, yang artinya memelihara dan memberi latihan.
Selanjutnya, pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Dalam pengertian yang agak luas,
pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah dengan metode-metode tertentu
sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang
sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, Poerbakawatja dan Harahap, pendidikan
adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya
meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan
tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.
Dari berbagai definisi yang
berbeda-beda tersebut, ada satu hal yang menghubungkan kesemuanya, yaitu
pencapaian tujuan. Tujuan itu bermacammacam. Ada yang bertujuan memelihara,
memberi latihan, memperoleh pengetahuan, pendewasaan, dan lain-lain.
2.
Hubungan Antara Filsafat, Manusia, dan Pendidikan
Ada hubungan yang erat antara
filsafat, manusia, dan pendidikan. Hubungan
tersebut
dilihat dari berbagai aspek, misalnya objek kajiannya manusia. Filsafat berarti
berpikir mendalam oleh manusia. Manusia mampu berfilsafat di bidang yang dia
kuasai. Salah satu kajian filsafat adalah pendidikan. Inilah keterkaitan antara
ketiga hal tersebut.
Tujuan pendidikan merupakan bentuk
pengkhususan dari tujuan hidup manusia. Adapun berfilsafat merupakan upaya
untuk penyelesaian maupun pemecahan masalah terkait manusia, pendidikan,
kesehatan, agama, dan sebagainya. Masalah-masalah yang dialami manusia akan
dipikirkan secara mendalam (berfilsafat) untuk kemudian dicapai penyelesaian.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat
disimpulkan hasil sebagai berikut:
1.
Filsafat memiliki kedudukan yang penting dalam kehidupan, yakni sebagai upaya
sadar untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan manusia.
2.
Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
secara kognitif, mental, dan psikologi. Padahal, manusia telah berorientasi
pada kebutuhan sejak manusia ada.
3.
Tujuan pendidikan bersandar pada tujuan hidup manusia.
4.
Hubungan antara filsafat, manusia, dan pendidikan adalah tentang objek kajiannya,
yaitu manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar