Translate

Selasa, 08 Januari 2013

HUBUNGAN FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN



PEMBAHASAN

A.    KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa filsafat mengandung pengertian berpikir secara sadar dan bertanggung jawab, dengan pertanggungjawaban pertama terhadap diri sendiri. Hal ini dilakukan dalam rangka mencari kebenaran hakiki sejak dari akar-akarnya (radikal).
Kebenaran dalam pengetahuan akan diterima filsafat apabila isi pengetahuan yang diusahakan sesuai dengan objek yang diketahui yang didasari oleh kebebasan berpikir (diatur oleh logika) untuk menyelidiki atau tata pikir yang bermetode, bersistem, dan berlaku universal. Dengan demikian, filsafat merupakan ilmu yang berusaha mencari ketetapan dan sebab-sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu (seluruh dunia dan alam ini) sebagai pandangan dunia. Apabila pandangan ini mengenai manusia, yaitu pikiran, budi, tingkah laku, dan nilai-nilainya, serta tujuan hidup manusia, baik di dunia maupun sesudah dunia ini tiada yang kemudian disebut “pedoman hidup”.

KEBUTUHAN MANUSIA DAN PEMENUHANNYA




 Kebutuhan manusia
            Kebutuhan manusia timbul akibat dari adanya sesuatu yang belum terpenuhi dan individu tersebut merasa bahwa sesuatu itu haruslah dipenuhi dalam arti lain adalah bahwa individu tersebut mempunyai goal yang harus dicapai dan untuk mencapai goal tersebut  Menurut Schiffman dan Kanuk (2000), kebutuhan individu bersifat innate dan yang lainnya dirasakan karena acquired. Innate needs atau kebutuhan utama adalah kebutuhan secara fisiologis seperti sandang, pangan, papan, air, perlindungan, dsb. Kebutuhan ini harus dipenuhi karena menyangkut kelangsungan hidup dari individu.
            Sementara itu, acquired needs atau biasa disebut kebutuhan sekunder adalah kebutuhan dimana individu yang didapatkan dari proses learning dalam meresponsnya terhadap budaya dan lingkungan dari individu tersebut.

PERSAINGAN MONOPOLISTIK



PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Pada hakikatnya pasar persaingan monopolistik berada di antara dua jenis pasar yang ekstrim, yaitu persaingan sempurna dan monopoli.
A.  Pengertian Persaingan Monopolistik
Yang dimaksud dengan pasar persaingan monopolistik adalah suatu pasar, di mana terdapat banyak produsen dalam suatu industri yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated product). Banyaknya penjual suatu industri menyebabkan pasar monopolistik lebih dekat pada analisis analisis pasar persaingan sempurna, sedangkan adanya perbedaan output dari masing-masing penjual menyebabkan analisisnya lebih dekat pada pasar monopoli.
B.  Ciri-ciri Persaingan Monopolistis
Adapun ciri-ciri dari pasar persaingan monopolistik adalah sebagai berikut:
1.    Terdapat banyak penjual;
2.    Barangnya berbeda corak;
3.    Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga;
4.    Keluar dan masuk ke dalam industri relatif mudah;
5.    Persaingan menetapkan promosi penjualan sangat mudah.
C.  Permintaan dari Persaingan Monopolistik
Dalam model pasar monopolistik ini terdapat dua bentuk permintaan yaitu:
1.    Permintaan industri yang mempunyai kemiringan negatif.
2.    Permintaan perusahaan yang relatif horizontal daripada permintaan industri.
Dua model permintaan ini dibangun dari anggapan bahwa satu produk dari suatu perusahaan terkait erat dengan produk perusahaan lainnya, sehingga kebijaksanaan perusahaan menurunkan harganya tidak akan mendapatkan imbalan kenaikan kualitas seperti yang diharapkan, begitu pula karena adanya anggapan bahwa produk suatu perusahaan merupakan barang substitusi dari produk perusahaan lainnya maka kenaikan harganya seolah-olah akan menurunkan kuantitas yang amat besar ynag diperkirakan disebabkan oleh berpindahnya konsumen pada produsen lainnya.

PENERAPAN KURIKULUM



PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kurikulum
1.      Pengertian etimologi kurikulum
Sebagaimana dengan istilah-istilah tersebut, istilah kurikulum juga memang bukan asli bahasa indonesia. Istilah kurikulum baru masuk dalam khazanah perbendaharaan kata dalam dunia pendidikan di indonesia pada tahun 1968, sejak kelahiran kurikulum 1968,untuk menggantikan kurikulum sebelumnya, yaitu Rencana Pembelajaran 1950. Ketika itu istilah yang di gunakan dalam dunia pendidikan adalah rencana pelajaran, bukan kuriulum.
Secara etimologis kurikulum  berasal dari kata dalam bahasa latin “curis” yang artinya pelari, dan “curere” yang artinya “tempat berlari”. Pengertian kurikulum adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan finish. Dengan demikian, istilah kurikulum pada awalnya bersal dari dunia olahraga pada zaman romawi kuno di yunani,dan kemudian di adopsi ke dalam dunia pendidikan. Pengertian tersebut kemudian di gunakan dalam dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.
Dalam buku teks pertama in the curiculu, John Franklin Bobbitt (1918) menyatakan bahwa “Curriculum, as an idea, has its root in the latin word for race-course,explaining the curriculum as the course of deeds and expereinces through which children become the adults they should be,for success in adult society”.
Secara bebas, kutipan tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut “Kurikulum, sebagai satu gagasan, telah memiliki akar kata Bahasa Latin “race course”, menjelaskan kurikulum sebagai “mata pelajaran perbuatan” dan pengalaman yang di alami anak-anak sampai menjadi dewasa, agar kelak sukses dalam masyarakat orang dewasa.
Kurikulum mempunyai dua makna. Pertama, sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa. Kedua, satu program pembelajaran khusus.Dalam kasus kemudian kurikulum pada umumnya menjelaskan tentang proses pengajaran, pembelajaran, dam bahan penilaian pendidikan yang diberikan kepda peserta didik